Di era modern yang serba digital ini, pelestarian budaya lokal kerap kali terabaikan, terutama di kalangan generasi muda. Di tengah terpaan arus globalisasi dan perkembangan teknologi, SMPN 1 Langkaplancar dengan bangga menghadirkan inovasi dalam pendidikan melalui kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Tarasi Mutiara” (Tari Kreasi dan Musik Tradisional Nusantara). Kegiatan ini menjadi ruang bagi para siswa untuk mengenal dan melestarikan kekayaan seni budaya Indonesia, khususnya dalam bidang tari dan musik tradisional yang menggambarkan semboyan **Bhinneka Tunggal Ika** — berbeda-beda tetapi tetap satu.
**Latar Belakang Proyek: Memperkuat Profil Pelajar Pancasila**
Sebagai bagian dari upaya memperkuat karakter dan nilai-nilai Pancasila, kegiatan ini dirancang untuk mengajarkan makna penting gotong royong, kebhinekaan global, kreatifitas, serta cinta tanah air kepada siswa. Pelajar diharapkan tidak hanya mahir dalam hal akademik, tetapi juga mampu memahami dan menghargai keragaman budaya yang ada di Nusantara. Melalui program ini, siswa diajak untuk memahami bahwa Pancasila bukan hanya sekadar konsep, tetapi harus diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks keberagaman budaya.
Kegiatan ini sejalan dengan semangat **Bhinneka Tunggal Ika**, di mana siswa di SMPN 1 Langkaplancar diajak untuk memahami bahwa meskipun Indonesia memiliki berbagai macam budaya, adat, dan tradisi, semuanya adalah bagian dari identitas bangsa yang patut dihormati dan dilestarikan.
**Proses Kegiatan: Menari dan Bermusik di Tengah Keberagaman**
Program “Tarasi Mutiara” ini dimulai pada 7 Oktober 2024 dengan pembukaan resmi yang dihadiri oleh Bapak Andang Lesbaya, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Langkaplancar. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kesadaran budaya di kalangan generasi muda. “Kita harus menyadari bahwa di balik teknologi dan kemajuan zaman, ada warisan budaya yang harus kita jaga dan pelihara. Dan itu adalah tanggung jawab kita semua, terutama generasi muda,” ujar beliau.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VII yang akan berkolaborasi dalam mempelajari dan menampilkan tarian serta musik tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Program ini tidak hanya fokus pada aspek teknis menari dan bermain musik, tetapi juga bagaimana siswa memahami makna filosofis dan nilai budaya yang terkandung dalam setiap gerakan tari dan alat musik yang mereka mainkan.
Ibu Sinta Setiawati, M.Pd., selaku Koordinator Proyek sekaligus guru Seni Budaya di SMPN 1 Langkaplancar, berperan penting dalam membimbing para siswa. Selama proyek berlangsung, beliau bersama tim pengajar lainnya berusaha membekali siswa dengan pengetahuan mendalam mengenai kesenian tradisional Indonesia. “Kami ingin menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap seni dan budaya Indonesia kepada para siswa. Lewat kegiatan ini, mereka tidak hanya belajar menari atau bermain musik, tetapi juga menghargai keragaman dan keindahan budaya Nusantara,” ujar Ibu Sinta.
**Gelar Karya: Puncak Kreativitas dan Ekspresi Seni**
Puncak dari kegiatan “Tarasi Mutiara” ini adalah Gelar Karya yang akan dilaksanakan pada Kamis, 17 Oktober 2024. Pada hari itu, seluruh siswa kelas VII akan menampilkan hasil karya mereka di depan seluruh warga sekolah, orang tua siswa, dan tamu undangan. Acara ini diharapkan menjadi ajang bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas dan apresiasi mereka terhadap seni budaya Nusantara.
Pertunjukan Gelar Karya ini dirancang untuk menampilkan berbagai tarian kreasi yang telah dipelajari oleh siswa selama proyek berlangsung. Tidak hanya itu, setiap kelompok juga akan mempersembahkan musik tradisional dari berbagai daerah, menunjukkan kemampuan mereka dalam memainkan alat musik tradisional yang sudah mereka pelajari. Kombinasi antara tarian dan musik ini akan menjadi pertunjukan yang menggambarkan keindahan keragaman budaya Indonesia dalam satu panggung.
Melalui Gelar Karya ini, diharapkan para siswa tidak hanya menampilkan apa yang telah mereka pelajari, tetapi juga dapat menularkan semangat cinta budaya kepada orang-orang di sekitarnya. Kegiatan ini menjadi kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan hasil kerja keras mereka, sekaligus sebagai bentuk nyata dari internalisasi nilai-nilai Pancasila, khususnya dalam hal kebhinekaan dan gotong royong.
Menghidupkan Semangat Bhinneka Tunggal Ika dalam Pendidikan
Kegiatan “Tarasi Mutiara” bukan sekadar acara seni biasa, tetapi juga merupakan upaya untuk membangun kesadaran akan pentingnya persatuan dalam keberagaman. Melalui kegiatan ini, SMPN 1 Langkaplancar berusaha mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berjiwa sosial dan budaya yang tinggi. Dengan mengenal lebih dekat seni dan budaya Nusantara, para siswa diharapkan dapat memiliki pandangan yang lebih luas tentang arti keberagaman dan persatuan.
Dengan adanya program P5 ini, sekolah berharap agar siswa tidak hanya mengenal kebudayaan Indonesia, tetapi juga menjadikannya sebagai bagian dari identitas diri mereka. Melalui pemahaman akan keragaman budaya, siswa diharapkan mampu menghargai perbedaan dan menjadikannya kekuatan untuk membangun persatuan.
Bapak Andang Lesbaya menutup sambutannya dengan harapan agar kegiatan seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengadakan proyek serupa. “Seni budaya adalah salah satu pilar kebudayaan bangsa. Melalui seni, kita bisa mengenal diri kita, mengenal orang lain, dan memahami makna keberagaman. Kami berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi sekolah lain,” ungkap beliau.